Rabu, 03 Juni 2015

Ilmu Dari Setiap Rumah

Yang menyita perhaian saya --"

Sejak tadi pagi saya sudah berkutat dengan data keluarga warga sekampung lebih tepatnya satu RT yang terdiri dari 63 KK.
 wih ngejelasinya lengkap banget kayak ada yang mau gantiin tugas ini aja. Oke, sebenarnya ini bukan tugas saya lebih tepatnya tugas Ibu saya sebagai kader posyandu. Tapi karena ibu sudah sibuk dengan Aqila alhasil sayalah yang terkena imbasnya :/
Dengan judul ' Data Keluarga' saya fikir tugas saya hanya menuliskan data warga dari KK ke form yang telah di sediakan, tapi ternyata saya masih harus mewawancarai warga satu persatu sesuai data pertanyaan yang telah disediakan *baca: sensus* dari satu rumah ke rumah yang lain.

Berhubung saya telah mengiyakan tugas ini di awal mau tak mau saya harus mendatangi satu persatu rumah warga. Dengan pertanyaan yang sebenarnya saya sendiri sedikit sungkan kalo bertanya, seperti..

1. Usia berapa saat menikah?
2. Ikut program KB atau tidak?
3. Kalo iya dimana?
4. Kalo tidak kenapa?

Dan masih banya lagi pertanyaan mendasar tentang keluarga. Padahal petugasnya ini kalo di tanya balik malah belum bersentuhan dengan semua pertanyaan itu. meskipun belum seluruhnya rumah warga yang saya datangi, setidaknya saya jadi mendapatkan banyak ilmu seperti...

MENGHARGAI
yup menghargai, maksud saya disini bukan berarti ketika saya datang terus disuguhi minum, kue atau apaun itu *sebenarnya ngarep juga sih :D* bukan, tapi lebih ke bagaimana menerima kedatangan saya sebagai seorang yang mengemban tugas, bukan sebagai orang yang minta sumbangan. Please deh padahal saya juga udah pakai name tag -_-"
Minimal disenyumin kek kagak, yah meskipun tidak semua warga saya tidak seperti itu, tapi ada yang ketika saya datangi wajahnya langsung ditekuk-tekuk sampek mau patah. belum lagi yang jawabnya super duper nyabelin :/

PROAKTIF ITU SANGAT MEMBANTU 

"Berapa usia saat menikah?""Lupa mbak" *berdiri dan masuk ke kamarnya**keluar membawa buku nikah* " Lihat disitu saja mbak, biar ndak salah"
Saya yang tadinya sebel karena tiba-tiba ditinggal, gak jadi sebel karena data yang diberikan akurat, meskipun saya harus menghitung dulu. Setidaknya sang bapak sangat membantu tugas saya. Karena sebelum kejadian ini ada salah satu warga yang terang- terangan  meminta saya untuk mengarang data agar saya tidak terlalu banyak bertanya *Halloow!! kalo data boleh saya tulis sesuka hati, ngapain saya harus ke rumah- rumah warga. Bikin kezzel ala syahrini*.


TAAT ATURAN
nah ini yang bikin pusing pala berbi,gimana gak pusing kalo data yang ada tidak sesuai dengan kenyataan. Data terakhir statusnya lajang, tapi kenyataanya sudah menikah dan memiliki anak satu. Belum lagi yang datanya masih satu keluarga utuh, tapi ketika didatangi langsung ke orangnya eh orangnya malah udah cerai dan masih banyak lagi .Seperti itu yang akhirnya membuat data kacau, dan balik lagi orang kayak saya ini yang akhirnya pusing.


Itu sebagian ilmu yang bisa saya bagi,sebenarnya masih banyak tapi apa daya saya harus melanjutkan pendataan lagi. Semoga saja ketika nanti saya memiliki keluarga dan terlibat langsung dengan hal-hal seperti itu, saya tidak menjadi warga yang menyebalkan :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar